2.
Family life
Sore
itu Sefa masuk kamar dengan wajah yang terlihat sangat senang. Nala yang sedang
tiduran di tempat tidurnya sudah hafal dengan kakaknya yang seperti itu.
“Kali
ini pose-nya Kak Setya gimana? Kaya Siwon nggak?”
“Yee...Siwon.
Ni bocah kebanyakan makan KPOP ni..”
kata Sefa sambil melemparkan tasnya ke Nala.
“Aauu...!”
teriak Nala.
“Kali
ini aku nggak dapet fotonya...”
“Lah,
nggak dapet fotonya kok malah seneng sih?”
“Ya
iyalah, gimana aku nggak seneng coba? Karena ini lebih dari sekedar foto. Ini
adalah momen buat aku bisa lebih mengenal Setya.”
“Emangnya
apaan sih? Tinggal bilang apa susahnya sih? Penasaran ni..”
“oo..penasaran
ya.. sepenasaran apa sih adek kakak ini..??” jawab Sefa menggoda.
“Ih..si
kakak mah gitu. Biasanya juga cerita!”
“Iya
deh cerita...tapi nanti, kakak mau mandi dulu!” jawab Sefa sambil mencubit pipi
adiknya itu kemudian pergi ke kamar mandi.
“KAKAAK..!!”
teriak Nala.
Teriakan Nala sampai terdengar mamanya
-Mama Maula- yang sedang menyiapkan makan malam di dapur yang dekat dengan
kamar mandi.
“Sefa!
Kamu apakan adikmu itu?”
“Nggak
kok, Ma. Biasa rebutan mandi duluan.” Jawab Sefa sembari masuk kamar mandi.
Mamanya
hanya bisa geleng-geleng kepala. Sudah terlampau biasa dengan tingkah
anak-anaknya. Tapi Mama Maula merasa ada yang aneh.
“Sepertinya
tadi Nala sudah mandi? Kok Sefa bilang rebutan mandi duluan ya?” kata Mama
Maula kepada dirnya sendiri, “ahh, mungkin aku lupa. Ya sudahlah.”
Beberapa
menit kemudian Sefa keluar dari kamar mandi.
“Cepet
bener Fa, mandinya?” tanya Mama Maula.
“Yah,
Mama ini juga udah lama kali kalo buat Sefa. Kaya nggak tahu kebiasaan anaknya
aja deh!”
“Kamu
itu cewek Sefa kalo mandi ya harus lama. Luluran, berendam,...” belum selesai
Mamanya berbicara Sefa memotongnya.
“Mama
udah deh ya! Bosen tahu nggak sih denger itu mulu! Baunya harum kayanya enak
ni!” kata Sefa sambil mencicipi masakan buatan Mamanya itu.
“Ya
udah deh terserah kamu,” kata Mama Maula sembari menata meja makan, “enak
nggak?”
“Enaklah
kapan sih Mama masak nggak enak?” Sefa pun pergi menuju kamarnya.
Di
dalam kamarnya Nala sudah menunggunya. Masih di atas tempat tidurnya, tapi kali
ini dengan kamera di tangannya.
“Hari
ini nggak ngambil foto apa-apa ya? Tumben?” tanya Nala.
“Emang
enggak ya? Ada kali?” jawab Sefa dengan sedikit lupa.
“Yee...ditanyain
malah balik nanya... buktinya ini tanggal fotonya kemaren semua!”
“Masa
sih?” Sefa melihat kameranya.
Ternyata
benar hari ini Sefa tidak mengambil satu foto pun. Tidak biasanya dia seperti
ini. Sejak dia mendapatkan kamera itu dari ayahnya, setiap hari dia selalu
mengambil foto apapun obyeknya. Walau Cuma satu foto dalam sehari, tapi pasti
ada yang dia abadikan di kameranya.
“ooh
iya seharian kan aku bareng Setya, jadi lupa buat ngambil foto.” Sefa pun ingat
kejadian sehari ini.
“Pas
bareng kok malah nggak foto sih? Kan bisa foto bareng. Pake acara lupa lagi..”
“Gila
aja aku foto bareng sama Setya! Tapi kok aku bisa lupa gitu ya?”
“Kan
lagi kasmaran. Biasa orang yang lagi kasmaran itu sering lupa, tapi nggak lupa
sama orang yang ditaksir.”
“oo
gitu ya? Ahh sok tahu anak kecil!”
“ee...dibilang
anak kecil! Aku tu udah SMA kakak!”
“Iya
emang. Tapi tetep aja lebih kecil dari aku.”
“Iya
deh terserah.”
“Nah,
gitu dong adikku yang baik.”
“oo
iya... katanya mau cerita?” tagih Nala pada Sefa.
“Iya
iya, gini ceritanya.” Sefa pun menceritakannya pada Nala.
......
No comments:
Post a Comment